Kenapa Emak-Emak Harus Ngeblog?
Emak-emak itu biasa dikenal dengan kekuatannya ya kan. Kekuatan memasak sambil menyuci piring, menyapu sambil menyuci pakaian, nyiapin bekal suami dan anak-anak sambil beberes rumah, dan tak jarang itu semua dilakukan sambil menggendong anak. Duh luar biasanya emak-emak.
Selain kekuatan tenaga, emak-emak juga dikenal dengan kekuatan tarikan suaranya, alias repetannya. Saat melihat sesuatu yang kurang pas, pasti auto komentar deh. Komentarnya kadang bisa pendek, bisa juga panjang dan merembet ke masalah 10 tahun yang lalu. 😅 Apalagi kalau jumpa kawan yang senasib, biasanya tahan berjam-jam saling curhat.
Selama 3 tahun lebih berumah tangga, fenomena yang saya lihat sih rata-rata emak-emak itu emang hobinya ngumpul, ngerumpi dan curhat masalah masing-masing. Kalau boleh jujur, hingga saat ini saya masih sangat tidak nyaman memang dengan kebiasaan ini. Saya merasa lebih baik saya di rumah main sama anak-anak dan ngejalani bisnis.
Tapi tau sendiri ya kan, komentar emak-emak yang lain kalau saya di rumah itu pasti ada aja. Yang katanya kuper lah ngeram aja di rumah, kurungan aja, haha macem deh.
Tapi mau gimana lagi ya, beda prinsip sih. Apalagi minggu kemarin di kajian baru saja bahas tentang ghibah. Astaghfirullah dosa ghibah itu berat, bahkan bisa diampuni kalau kita sudah meminta maaf kepada orang yang pernah kita ceritakan. Waduh tentunya gak mudah ya kan mengakui kesalahan begitu. Malu sekali bahkan.
Menghadapi yang beginian, saya sih gak terlalu ambil pusing ya. Saya gak terlalu memperdulikan omongan mereka yang berbeda prinsip soal ngerumpi ini.
Bahkan baru saja kemarin saya menjawab perkataan salah satu tetangga yang menyindir ketika anak saya merengek mengajak pulang ketika saya belanja di warung dekat rumah. Sang ibu bilang “Mau ngapain di rumah? Mau dikurung lagi?”
Astaghfirullah, sebegitu perhatiannya sang ibu kepada kami. Tau aja beliau kami mau berkurung, begitulah kira-kira isi hati saya😅 .
Saya jawab, Bu, kami bukan berkurung, saya itu punya kerjaan loh bu, saya punya usaha bisnis online juga. Lagian anak saya memang gak betahan di luar rumah. Sang ibu pun langsung terdiam dan mengalihkan pembicaraan yang lain.
Padahal tuh ya, walaupun saya warga baru sekitar 3 mingguan disini, hampir setiap hari saya berjumpa dengan tetangga dan berusaha untuk terus menyapa. Bahkan saya juga sudah pernah main kok ke rumah beliau untuk bercengkerama. Cukup lama juga beliau menceritakan masalah keluarganya kepada saya. Tapi mungkin beliau kurang puas kali cerita ya.😁 Tapi mohon maaf ibu, saya tidak bisa setiap hari menjadi tempat curhatan ibu.🙏😁
Sebagai blogger, sebenarnya saya ingin sekali mengajak emak-emak di Medan ini untuk mengurangi rumpi, dan belajarlah untuk membuat suatu karya. Atau jika tidak bisa, setidaknya jangan menambah dosa.
Hal ini bisa dilakukan mungkin dengan berbisnis, berdagang, atau menjadi seorang emak blogger. Ya, seperti yang sedang saya jalani saat ini.
Saya menjadi seorang emak blogger dengan aktifitas merawat anak-anak serta menjalankan bisnis tiket pesawat, bisnis makanan khas Timur Tengah dan juga oleh-oleh haji dan umroh.
Ya, cukup repot memang. Dengan dua anak yang masih bayi dan batita menjalankan bisnis ini. Tapi ya dinikmati saja sih prosesnya. Seru kok. Kerepotan urusan tumah tangga biasanya akan tidak terasa begitu berat ketika suami juga ikut membantu. Dan Alhamdulillah suami banyak sekali membantu untuk hal urusan rumah dan anak-anak.
Dan yang bikin hilang letih itu ya pelukan, ciuman, candaan, dan tawa anak-anak. MasyaAllah, gak semua ibu bisa menikmati setiap detik bersama anak-anak mereka. Makanya saya selalu bersyukur dengan keadaan saya saat ini.
Dan yang buat selalu semangat untuk ngejalani bisnis kami ini tentunya transferan yang terus masuk ke rekening. Alhamdulillah, MasyaAllah Tabarakallah. Bukan bermaksud ujub, tapi semoga bisa menjadi motivasi emak-emak yang lain. Bahwa dagang atau bisnis itu juga menjanjikan kok, bahkan termasuk sunnah Rasul.
Nah, pengalaman menjalani bisnis dan mendidik anak di rumah inilah yang saya jadikan bahan untuk menulis di blog. Harapannya sih semoga banyak yang terinspirasi atau terbantu dari pengalaman yang sudah pernah saya tuliskan.
Kalian emak-emak?
Ngeblog yok mak!
Kenapa Emak-Emak harus ngeblog? Karena godaan ghibah, ngerumpi yang gak jelas, menghabiskan waktu dengan hal yang kurang bermanfaat di luar sana itu sangat berat godaannya. Bahkan berat juga dosanya.
Tapi, kalau kita seorang blogger dan tulisan kita banyak dibaca dan bermanfaat buat orang lain, jika itu adalah tulisan yang baik, InsyaAllah akan menjadi amal jariah kita nanti.
7 Comments
Martin Karakabu
Anak kembar saja berbeda karakternya apalagi tetangga sebelah hehe, beda prinsip dan tapa laku seringkali menjadi perbincangan ‘seru’ bagi saudara-saudari yang sering melihat sesuatu yang berbeda sebagai suatu keanehan, tetapi secara pribadi saya salut dengan cara pandang admin yang bertahan (termasuk sabar) dalam situasi yang demikian.
Saya pun kadang berusaha menyesuaikan situasi namun tidak jarang hati kecil ini mengatakan bahwa itu bukan karakter saya. Berharap melalui tulisan ini bisa menjadi bahan refleksi buat saya pribadi tentang prinsip dan nilai – nilai diri. Nice…artikelnya reflektif, suka bangat..
golilaunyu
Imagine that my mamak jadi emak blogger…
Kurasa tiap hari nge post repetan tentang anaknya yang bandel kurasa… Kejulidtannya sama tetangga… Kekesalannya terhadap harga sembako yang naik-turun… Hadeeuuuhhh…
Bisa jadi semua aib awak kenak bongkar ama mamakku
Fuji Astuty
Baca tulisan Jannah jadi baper 😀
kyo
awak pun gak punya tetangga jadi aman. cuma memang godaan ghibah ini udah mendarah daging kali ya,
jadi cemanalah kak kalo ada kawan berkunjung terus curhat campur ghibah ? kek mana solusinya
arif arlub
wah keren nih, memang lebih bagus kita sharing ilmu yang kita punya ya kak, dari pada gabung untuk menggibah yang ga penting, sharing ilmu dan pengalaman dapat pahala sementara ghibahin malah dapat dosanya. 😀
Susanto
Emak Blogger yang saya cintai. Semangat terus mengasuh dan merawat anak-anak kita. Yuk tnjukin karya. Targetin tahun ini gandeng piala bareng suami ya. Hehe..
Blogger Medan Aizeindra
Gendong anak dan gandeng piala yaa, keren ah semangat ngeblog mamak satu ini….
Tapi emak emak produkan zaman kolonial susah diajak berubah, boro boro diajak ngeblog HPnya terkunci pake patern aja udah heboh gimana cara bukanya